Jumat, 16 Juli 2010

Menghitung Potensi SumberAlam di Brebes Selatan

Sejak tahun 1999, wilayah Brebes selatan berkehendak memisahkan diri dari Kabupaten Brebes. Warga di enam kecamatan itu berharap dapat mendirikan sendiri sebuah kabupaten, yang lepas dari Kabupaten Brebes. Untuk mengetahui potensi wilayah selatan itu, wartawan Suara Merdeka Suwandono (Bumiayu) dan Wahidin Soedja (Brebes) menurunkan tulisan berikut ini, yang disunting Sumaryono. ADA alasan cukup mendasar mengapa sebagian warga Brebes selatan menghendaki pemekaran kabupaten. Mereka ingin daerah itu ditata lebih baik dan tak tertinggal dengan wilayah lain di Brebes utara.


Selain itu sektor pelayanan masyarakat lebih dekat, karena selama ini untuk mengurus surat tertentu. Misalnya akta kelahiran dan sertifikat tanah harus menempuh perjalanan jauh. Jarak terdekat ibu kota kecamatan di selatan dengan ibu kota kabupaten sekitar 60 km, sedangkan paling jauh Kecamatan Salem berjarak 90 km dari ibu kota kabupaten. Dari sekian banyak persoalan yang mengemuka dan keyakinan diri akan potensi sumber daya alam (SDA) yang cukup besar itulah, mereka getol ''memproklamasikan'' diri agar secepatnya menjadi kabupaten.

Berdasarkan pemetaan yang dilakukan Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat Institut Teknologi Bandung (LPPM-ITB) bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Brebes, wilayah selatan Kabupaten Brebes memiliki potensi sangat besar di bidang SDA. Antara lain batubara, emas, logam dasar (perak, tembaga, timbal dan seng), batu apung, pasir dan batu (sirtu), batu belah, tanah liat, trass, minyak bumi, dan gas bumi.

Kepala Bappeda Ir H Iskandar SH MM mengatakan, berdasarkan analisis yang dilakukan, baik di lapangan maupun laboratorium, tidak semua potensi tersebut dapat dikembangkan karena ada beberapa yang memiliki kandungan di bawah standar. Peluang Dikembangkan ''Namun, untuk batu bara yang terdapat di Desa Bentar, Bentarsari, Pabuaran, dan Pasirpanjang, Kecamatan Salem berpeluang untuk dikembangkan, karena kandungannya cukup besar,'' paparnya. Di wilayah tersebut, kata Iskandar, diperkirakan terdapat cadangan batu bara 903.000 ton, tetapi secara kualitas masih tergolong muda. Meski demikian, dapat dikembangkan menjadi briket batu bara untuk keperluan lokal atau rumah tangga, dan untuk keperluan pembakaran gamping dan gerabah. Selain batu bara, terdapat pula batu apung di Desa Mendala dan Desa Cilibur, Kecamatan Sirampog. Kegunaan batu apung antara lain dapat dipergunakan untuk campuran bahan baku semen, bahan beton ringan, bata tahan api, industri keramik, dan bahan pencuci kain. Di dua desa tersebut diperkirakan terdapat cadangan batu apung 16.000.000 meter kubik. Saat ini bahan itu masih dimanfaatkan masyarakat sekitar sebagai campuran pengganti pasir untuk bangunan rumah. Sepanjang Kali Pemali yang melintas di wilayah Kecamatan Tonjong dan Bantarkawung terdapat kekayaan alam berupa pasir dan batu (sirtu) yang diperkirakan mencapai 7.002.840 meter kubik. Endapan sirtu sudah berpuluh tahun dipergunakan masyarakat sekitar sebagai bahan campuran untuk bangunan rumah atau gedung. Termasuk untuk pembuatan jalan dan jembatan. Potensi batu belah dapat ditemukan di lereng gunung yang tersebar di wilayah Kecamatan Salem, Bantarkawung, Bumiayu, Tonjong, Sirampog, dan Paguyangan. Cadangan batu belah diperkirakan 19.123.140 meter persegi. ''Batu belah dari wilayah enam kecamatan itu pada umumnya dimanfaatkan untuk pembuatan batu split, sebagai bahan cor, bahan fondasi rumah atau jalan,'' ujar seorang warga di Salem. Endapan trass juga ditemukan di Desa Sridadi, Kecamatan Sirampog dan Desa Langkap, Kecamatan Bumiayu. Kegunaan trass dapat dipakai sebagai bahan campuran pembuatan batako, konblok, atau sebagai pengganti pasir. Trass yang tersedia dan belum diekploitasi 20.000.000 meter persegi. Dan, yang paling baru adalah soal penemuan sumber minyak bumi. Saat ini sudah dapat dideteksi adanya rembesan minyak bumi di alur Sungai Cacaban, Desa Tambakserang, Kecamatan Bantarkawung.

Rembesan itu dapat terlihat dengan jelas di batu lanau (lempung pasir) sepanjang alur Sungai Cacaban. Pada batu lanau akan muncul rembesan cokelat kehitaman yang mengisi setiap lapisan batuan yang disebut dengan bitumen padat. ''Untuk mengetahui potensi dan parameter rembesan minyak bumi di daerah ini, diperlukan penelitian lebih lanjut. Namun dari hasil pemetaan, penyebaran bitumen padat terdapat di tiga kecamatan. Yakni Salem, Bantarkawung, dan Bumiayu dan diperkirakan memiliki cadangan cukup besar untuk dieksploitasi,'' kata Iskandar. Dari sekian banyak potensi sumber alam wilayah Brebes selatan itu, tambah dia, ke depan perlu ditangani secara serius. Jika perlu menghadirkan investor untuk menanamkan modalnya guna kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. ''Jika itu semua bisa digali secara maskimal, akan mampu menopang pendapat asli daerah sendiri.'' (42s)


Sumber :
SUARA MERDEKA, Sabtu, 26 Maret 2005, dalam :
http://bentarsari.webs.com/apps/blog/show/2399958-menghitung-potensi-sumberalam-di-brebes-selatan-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar